Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Kota Bima

Proses Penggeledahan Rumah Terduga Teroris Kota Bima

Bima Kota, Pasca penangkapan empat terduga teroris di Kota Bima, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, melakukan penggeledahan rumah salah seorang terduga teroris Gz, di Kelurahan Pena Toi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, Senin, 29 Maret 2021.

Gz, pria kelahiran 1989 itu, bersama tiga rekannya diduga tergabung dalam Jamaah Asharut Daulah (JAD) Kota Bima.

Penggeledahan tersebut melibatkan Penjinak Bom (Jibom) dari Kompi I Batalyon C Pelopor Bima.

Kapolres Bima Kota, Haryo Tejo Wicaksono, S. IK, membenarkan penangkapan empat orang terduga teroris asal Kelurahan Pena Toi oleh tim Densus 88 Mabes Polri pada Minggu 28 Maret 2021.

Satu diantaranya yakni Gz, merupakan residivis dengan kasus serupa yang tertangkap di Makassar tahun 2012 silam.

Haryo Tejo menjelaskan, pihaknya juga menerunkan Tim Jibom Kompi I Batalyon C Pelopor Bima dan Inafis Polres Bima Kota untuk membantu Densus 88 dalam penggeledahan rumah yang bersangkutan.

‘’Kita mem-backup Tim Densus untuk melakukan penggeledahan terhadap tempat tinggal beberapa orang yang kemarin telah diamankan,’’ ungkapnya.

Keempat terduga teroris yang tergabung dalam JAD tersebut, sebelumnya diamankan di Mako Brimob Bima kota. kemudian langsung digiring ke Mapolda NTB.

Mereka diduga berkaitan dengan aksi bom bunuh diri di depan Gereja Kathedral, Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021.

Selain rumah Gz, residivis kasus terorisme, tidak menutup kemungkinan rumah tiga terduga lain akan digeledah jika ada permintaan dari Densus 88 Mabes Polri.

Mengingat di Kabupaten/Kota Bima sudah beberapa kali terjadi penangkapan terhadap jaringan terorisme, Kapolres mengimbau masyarakat untuk tetap mengawasi pergaulan anak-anak di sana.

Harapannya, mereka tidak terlibat dalam jaringan radikal, terutama yang dapat merusak keutuhan NKRI.

‘’Jadi kita mengharapkan kerjasama masyarakat, tokoh pemuda dan agama agar bisa bantu mengawasi,’’ harapnya.

Terpisah Ketua RT 011 di Kelurahan Pena Toi, Nasarudin mengaku, terkejut mendengar kabar salah seorang warganya ditangkap polisi atas dugaan terlibat jaringan terorisme.

Selama menetap, Gz dikenalnya ramah serta tidak menunjukan gelagat mencurigakan. Bahkan ia cukup aktif berinteraksi seperti warga biasa lainnya.

‘’Menurut saya biasa-biasa saja, tidak ada yang menonjol. Dia juga tetap berinteraksi dengan warga yang lain,’’ katanya.

Sumber: https://suarantb.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *