Nilai dan predikat pada rapor kurikulum 2013 ditentukan dengan cara yang berbeda. Siswa mendapatkan nilai salah satunya adalah dengan cara mengikuti ujian serta kemampuan dalam menyelesaikan soal ujian.
Misalnya seorang siswa A mampu menjawab 17 soal matematika dengan benar dari total 20 soal, maka siswa tersebut mendapat nilai 85. Nilai Siswa = (Jlmh jawaban benar / Jmlh soal) x 100. Nilai Siswa = (17 / 20) x 100 = 85.
Sedangkan predikat merupakan nilai yang mewakili capaian siswa seacara kualitatif berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) tiap mata pelajaran.
Misal KKM mata pelajaran matematika adalah 80 maka, penentuan predikat dengan cara 100 dikurangi nilai KKM kemudian dibagi 3 sehingga intervalnya adalah sekitar 6,66.
Dari interval tersebut bisa kita kategorikan sebagai berikut:
1. Predikat A (Sangat Baik) = 100 – 93,34
2. Predikat B (Baik) = 93,35 – 86,68
3. Predikat C (Cukup) = 86,69 – 80
4. Predikat D (Kurang) dst = < 80
Kesimpulannya adalah bahwa siswa A dengan nilai 85 mendapat predikat C (Cukup). Secara pribadi, saya sebagai guru mata pelajaran matematika yang kurang pengalaman terkadang tidak yakin.
Apakah benar nilai 85 dengan menjawab 17 soal matematika dengan benar dari 20 soal itu dikatakan kemampuannya cukup?
Keraguan saya tidak berhenti sampai disitu, salah satunya adalah seperti ini, jika ada dua orang siswa dari dua sekolah yang berbeda misal sekolah A dan sekolah B. Siswa dari sekolah A, mendapat nilai matematika 85 dengan predikat C (Cukup) karena KKM mata pelajaran matematika pada sekolah tersebut adalah 80. Sedangkan siswa dari sekolah B mendapat nilai yang sama yaitu 85 dengan predikat B (Baik) karena KKM mata pelajaran matematika pada sekolah tersebut adalah 70.
Pertanyaannya adalah, Sebenarnya seperti apa kemampuan kedua siswa tersebut jika dibaca secara akademis, apakah Cukup atau Baik?
Ini adalah opini pribadi saya karena kuranganya pengalaman, tapi ini perlu kita diskusikan mengingat masih banyak siswa yang hanya melihat dari sisi predikat dan mengabaikan sisi nilainya.