SMAN 1 DOMPU

HomeJurnalImplementasi Model Project Based Learning dalam Peningkatan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas XI SMAN 1 Dompu
Implementasi Model Project Based Learning dalam Peningkatan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah

Implementasi Model Project Based Learning dalam Peningkatan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas XI SMAN 1 Dompu

ABSTRAK

Peningkatan motivasi belajar menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar mata Pelajaran Sejarah  melalui implementasi model pembelajaran berbasis proyek yaitu project based learning (PjBL) pada peserta didik di kelas XI Sman 1 Dompu . Model PjBL adalah model pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan menggunakan proyek sebagai media sehingga diharapkan  peserta didik secara mandiri bisa belajar dengan meningkatkan motivasi belajar peserta  didik. Penelitian ini merupakan  penelitian tindakan  kelas yang terdiri dari dua siklus. Model pembelajaran ini dilakukan dengan langkah-langkah sesuai dengan sintak PjBL sendiri yaitu ; 1) merancang pertanyaan yang mendasar, 2) menyusun dan membuat perencanaan proyek, 3) menjalankan  kegiatan proyek, 4) memantau perkembangan proyek, 5) membuat penilaian terhadap proyek, 6) mengevaluasi. Kesimpulan dalam  penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran PjBL telah dibuktikan dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata Pelajaran Sejarah  peserta didik sebesar 8% yaitu 78% ada siklus 1 dan meningkat 85% pada siklus 2. Oleh karena itu, project based learning sangat disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran Sejarah

Kata Kunci: Project Based Learning , motivasi belajar, Kreativitas

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran sentral dalam membentuk generasi muda menjadi individu yang berpengetahuan luas, kreatif, dan motivasi. Salah satu tantangan utama dalam dunia pendidikan adalah bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang merangsang motivasi peserta didik . Motivasi belajar yang tinggi diketahui memiliki dampak positif terhadap prestasi akademis dan pengembangan pribadi peserta didik . Dalam konteks ini, mata pelajaran Sejarah sering dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan ketertarikan peserta didik. Pemahaman terhadap peristiwa sejarah memerlukan keterlibatan dan motivasi yang tinggi dari peserta didik agar proses pembelajaran menjadi efektif. guru juga harus memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik (Sukmadinata, 2009). Pertama, faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari dalam diri peserta didik seperti kondisi psikologi dan kondisi fisiologi peserta didik. Kedua, faktor eksternal yaitu faktor yang berkaitan dengan lingkungan,  desain pembelajaran dan seterunsnya.

Sedangkan Munirah (2018) menyatakan bahwa kemampuan guru memberi motivasi belajar kepada peserta didik  akan memberi arti penting dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran sudah tercapai separuhnya jika guru mampu memberi motivasi kepada peserta belajar. Guru cukup  mengekselerasi kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk belajar dan  memadukan motivasinya untuk mencapai target pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan

Model PjBL dianggap sebagai pendekatan pembelajaran yang mampu merangsang keterlibatan peserta didik melalui proyek kolaboratif. Strategi ini menempatkan peserta didik dalam peran aktif dalam konstruksi pengetahuannya, memfasilitasi pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Dalam konteks penelitian tindakan kelas ini, kami bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan model PjBL dalam meningkatkan motivasi belajar Sejarah peserta didik di kelas XI SMAN 1 Dompu  tahun pelajaran 2023/2024. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi peserta didik, guru, dan sekolah terutama dalam pembelajaran Sejarah. Penelitian ini memberikan manfaat diantaranya untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran Sejarah,  melatih peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran serta meningkatkan keterampilan kerja kelompok

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan ini melibatkan mahasiswa PPG DALJAB ANGKATAN 3 sebagai observer dan pelaksana dalam  melakukan penelitian ini. Sumber dalam penelitian ini berasal dari peserta didik dan guru. Variabel dalam penelitian ini  dibedakan menjadi dua, yaitu berupa model pembelajaran Project Based Learning dan  berupa motivasi belajar Sejarah. Teknik pengumpulan data motivasi belajar menggunakan angket, observasi, dan wawancara.

Adapun angket yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar Sejarah dalam pengunaan model Project Based Learning. Berdasarkan cara peserta didik menjawab, penelitian ini menggunakan angket/kuisioner bentuk skala sikap. Adapun skor yang diberikan untuk mengungkap motivasi belajar Sejarah dalam penggunaan model Project Based Learning menggunakan 4 alternatif jawaban yang bergerak dari 1-4. Jadi dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap hasil angket yang ditujukan kepada peserta didik sehingga dapat diketahui bagaimanakah peningkatan motivasi belajar mata pelajaran Sejarah  dengan penggunaan model Project Based Learning. Penelitian ini digunakan analisis dengan persentase. Persentase skor dapat diketahui dengan membaca soal yang ada di lembar instrument. Dapat dipastikan semakin tinggi presentase suatu jawaban atau indikator maka semakin besar tingkat keterlaksanaannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisis deskriptif oleh peneliti diperoleh hasil peningkatan motivasi belajar sejarah dalam implementasi model project based learning yang dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1 .Skor Presentase Penerapan Model PjBl dalam motivasi belajar

  Indikator ke  Indikator motivasiPresentase (%)
Siklus 1Siklus 2Kenaikan 
1Keinginan Berhasil dan hasrat78857 
2Cita- cita dan harapan708212 
3Dorongan kebutuhan belajar80855 
4Penghargaan saat belajar83907 
5Kegiatan belajar yang menarik83907 
6Lingkungan belajar yang sangat mendukung76848 
 Rata-rata78858 
Grafik 1. Presentase per indikator pada penerapan model PjBL dalam meningkatkan motivasi belajar

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran Sejarah  dalam penenerapan model PjBL dengan presentase kenaikan sebesar 8% yang ditunjukkan dengan presentasepada siklus 1 memperoleh 78% dengan kategori baik kemudian meningkat pada siklus 2 menjadi 85% dengan kategori baik.

Hasil penelitian dirinci menjadi enam indikator diantaranya: 1) hasrat keinginan berhasil; 2) harapan dan cita-cita; 3) dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 4) penghargaan saat belajar; 5) kegiatan belajar yang menarik; 6) lingkungan belajar yang mendukung. Masing-masing indikator akan dijabarkan pada setiap siklus sebagai berikut:

Hasil Penelitian Siklus 1

Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan persentase yang berbeda-beda pada setiap indikator diantararanya 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoeh  persentase pada siklus 1 sebesar 78% dengan kategori baik; 2) pada indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan memperoleh 70% pada siklus 1 dengan kategori baik; 3) diperoleh persentase 80% pada indikator dorongan dan kebutuhan belajar dengan kategori baik pada siklus 1; 4) adanya penghargaan dalam belajar memperoleh persentase sebanyak 83% pada siklus 1 dengan kategori baik 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mendapatkan persentase sebesar 83% pada siklus 1 dengan kategori baik; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh persentase pada siklus 1 sebesar 76% dengan kategori baik.

Hasil Penelitian Siklus 2

Berdasarkan hasil belajar, angket motivasi belajar serta observasi tindakan pada siklus 1, selanjutnya dilakukan refleksi bersama oleh peneliti . Kekurangan yang ditemui pada siklus 1 diperbaiki pada siklus 2.

Peningkatan yang terjadi pada siklus 2 menunjukkan angka yang berbeda-beda pada masing-masing indikator. Indikator pertama mengenai adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoleh presentase pada siklus 2 sebesar 85% dengan kategori sangat baik, kemudian pada indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan memperoleh kategori baik dengan presentase yang meningkat menjadi 82%, pada indikator ketiga memperoleh presentase 85% dengan kategori baik dengan indikator dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Pada indikator adanya penghargaan dalam belajar memperoleh presentase sebesar 90% dengan kategori sangat baik. Pada indikator kelima mengenai adanya kegiatan yang menarik dalam belajar menperoleh presentasi sebesar 90% dengan kategori sangat baik. Kemudian pada indikator terahir yaitu adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh presentase sebesar 84% dengan kategori sangat baik. Presentase peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan perbedaan pada setiap indikator. Indikator pertama adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoleh presentase kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 7%. Indikator adanya harapan serta cita-cita masa depan memperoleh presentase kenaikan sebesar 12%. Indikator ketiga menunjukkan presentase kenaikan sebesar 5% mengenai adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Indikator keempat adanya penghargaan dalam belajar memperoleh presentase kenaikan dari siklus 1 ke silus 2 sebanyak 7%. Pada indikator kelima menunjukkan kenaikan dengan presentase 7% yaitu mengenai adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Indikator terahir mengenai adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh presentase kenaikan sebesar 8%.

Berdasarkan pemaparan diatas, penerapan model project based learning dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah peserta didik dan sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal tersebut berdampak pula pada meningkatnya hasil tes formatif yang dikerjakan peserta didik secara mandiri pada akhir pembelajaran. Selain meningkatnya hasil belajar, penggunaan model problem based learning dalam pembelajaran sejarah juga memberikan dampak , diantaranya: (1) kreativitas, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan berkomunkasi peserta didik terbentuk dengan adanya proyek yang harus mereka kerjakan; (2) meningkatnya kemampuan mengorganisir kelompok karena peserta didik harus dapat mengatur pembagian tugas agar proyek dapat terselesaikan dengan baik; (3) menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta didik supaya menjadi kelompok yang terbaik; dan (4) pembelajaran lebih bermakna dan memberikan arti mendalam bagi peserta didik dan guru. Maka dari itu, peneliti menerapakan project based learning agar motivasi belajar dapat meningkat serta pembelajaran juga bermakna bagi peserta didik. Agar materi yang dibangun berdasarkan pengalaman belajarnya sendiri dapat menjadi bagian penting yang akan selalu diingat oleh peserta didik.

KESIMPULAN

Dengan mengintegrasikan Model Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran Sejarah untuk kelas XI, penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan ini berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. Hasil dan pembahasan menunjukkan pergeseran positif dalam keterlibatan siswa, kolaborasi, dan hasil proyek yang mencerminkan pemahaman mendalam tentang materi Sejarah.

Kesimpulan utama penelitian ini adalah bahwa PjBL bukan hanya menjadi metode pembelajaran yang efektif tetapi juga merangsang minat dan antusiasme siswa terhadap pembelajaran Sejarah. Keterlibatan aktif, diskusi kelompok yang produktif, dan hasil proyek yang bermakna memberikan bukti bahwa Model PjBL dapat menjadi strategi yang bernilai dalam konteks pendidikan menengah atas.  Selain itu, peran guru sebagai fasilitator memainkan peran kunci dalam keberhasilan implementasi PjBL. Dukungan dan bimbingan guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan siswa. Meskipun hasil positif, penelitian ini tetap menyiratkan bahwa pengembangan lebih lanjut dan penyesuaian terhadap Model PjBL dapat diperlukan untuk memaksimalkan dampak positifnya

Sebagai rekomendasi, penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi penerapan Model PjBL di mata pelajaran lain dan di berbagai tingkat pendidikan. Dengan terus mengembangkan strategi pembelajaran inovatif seperti PjBL, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan memotivasi, mempersiapkan peserta didik untuk tantangan masa depan dengan lebih baik. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan dengan media yang menarik  seperti pemanfaatan media sosial instagram, tiktok, dan sebagainya. Hal tersebut merujuk pada siswa generasi masa kini terbiasa menggunakan sosial di atas dalam kehidupan sehari-harinya

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada,  kepala sekolah dan rekan guru  serta peserta didik, kelas XI  di Sman 1 Dompu, dosen pembimbing Dr.Muaini, M.Pd dan guru pamong Daeng Siti Hurriyah,S.E.,S.S yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amboro, K. (2020). Sejarah Publik dan Pendidikan Sejarah Bagi Masyarakat. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(1), 20-28

Apriniarti, M. S., E. Yunidarvi., & Sukaryana. (2014). Model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA di SMPN 14 kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah. Vol.2, No.3, 203-214.

Hasan, S. H. (2019). Pendidikan sejarah untuk kehidupan abad ke-21. Historia: jurnal pendidik dan peneliti sejarah, 2(2), 61-72.

Kaviza, M. (2019). Motivasi intrinsik dalam kalangan murid tingkatan empat yang mengambil mata pelajaran sejarah. International Journal of Education, Psychology and Counseling, 4(31), 215-224.

Munirah. (2018). Prinsip-prinsip belajar dan Pembelajaran (Perhatian dan Motivasi, Keaktifan, Keterlibatan Langsung, Pengulangan, Tantangan dan Perbedaan Individu. AULADUNA:Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Vol.5 No.1 116-125. Diakses di http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/116-125

Palittin, I. D, Wolo, W., & Purwanti, R. (2019). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa. Magistra: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 6(2), 101-109

Rulianto, R. (2018). Pendidikan Sejarah Sebagai Penguat Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 4(2), 127-134.

Sardiman, A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Siregar, E. & H. Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Sirnayatin, T. A. (2017). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(3).

Sukmadinata, S., N. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Supriadi, D. (2018). Implementasi Manajemen Inovasi dan Kreatifitas Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Indonesian Journal of Education Management & Administration Review, 1(2), 125-132.

Susanti, E. D. (2019). Project Based Learning: Pemanfaatan Vlog Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Generasi Pro Gadget. Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 13(1),85-96

Susilo, A. A., & Sofiarini, A. (2020). Peran Guru Sejarah dalam Pemanfaatan Inovasi Media Pembelajaran. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 4(2), 79-93. Wena, M. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara

Download: Implementasi Model Project Based Learning dalam Peningkatan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas XI SMAN 1 Dompu

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

ABSTRAK

Peningkatan motivasi belajar menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar mata Pelajaran Sejarah  melalui implementasi model pembelajaran berbasis proyek yaitu project based learning (PjBL) pada peserta didik di kelas XI Sman 1 Dompu . Model PjBL adalah model pembelajaran yang bersifat kontekstual dengan menggunakan proyek sebagai media sehingga diharapkan  peserta didik secara mandiri bisa belajar dengan meningkatkan motivasi belajar peserta  didik. Penelitian ini merupakan  penelitian tindakan  kelas yang terdiri dari dua siklus. Model pembelajaran ini dilakukan dengan langkah-langkah sesuai dengan sintak PjBL sendiri yaitu ; 1) merancang pertanyaan yang mendasar, 2) menyusun dan membuat perencanaan proyek, 3) menjalankan  kegiatan proyek, 4) memantau perkembangan proyek, 5) membuat penilaian terhadap proyek, 6) mengevaluasi. Kesimpulan dalam  penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran PjBL telah dibuktikan dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata Pelajaran Sejarah  peserta didik sebesar 8% yaitu 78% ada siklus 1 dan meningkat 85% pada siklus 2. Oleh karena itu, project based learning sangat disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran Sejarah

Kata Kunci: Project Based Learning , motivasi belajar, Kreativitas

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran sentral dalam membentuk generasi muda menjadi individu yang berpengetahuan luas, kreatif, dan motivasi. Salah satu tantangan utama dalam dunia pendidikan adalah bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang merangsang motivasi peserta didik . Motivasi belajar yang tinggi diketahui memiliki dampak positif terhadap prestasi akademis dan pengembangan pribadi peserta didik . Dalam konteks ini, mata pelajaran Sejarah sering dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan ketertarikan peserta didik. Pemahaman terhadap peristiwa sejarah memerlukan keterlibatan dan motivasi yang tinggi dari peserta didik agar proses pembelajaran menjadi efektif. guru juga harus memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik (Sukmadinata, 2009). Pertama, faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari dalam diri peserta didik seperti kondisi psikologi dan kondisi fisiologi peserta didik. Kedua, faktor eksternal yaitu faktor yang berkaitan dengan lingkungan,  desain pembelajaran dan seterunsnya.

Sedangkan Munirah (2018) menyatakan bahwa kemampuan guru memberi motivasi belajar kepada peserta didik  akan memberi arti penting dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran sudah tercapai separuhnya jika guru mampu memberi motivasi kepada peserta belajar. Guru cukup  mengekselerasi kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk belajar dan  memadukan motivasinya untuk mencapai target pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan

Model PjBL dianggap sebagai pendekatan pembelajaran yang mampu merangsang keterlibatan peserta didik melalui proyek kolaboratif. Strategi ini menempatkan peserta didik dalam peran aktif dalam konstruksi pengetahuannya, memfasilitasi pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Dalam konteks penelitian tindakan kelas ini, kami bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan model PjBL dalam meningkatkan motivasi belajar Sejarah peserta didik di kelas XI SMAN 1 Dompu  tahun pelajaran 2023/2024. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi peserta didik, guru, dan sekolah terutama dalam pembelajaran Sejarah. Penelitian ini memberikan manfaat diantaranya untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran Sejarah,  melatih peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran serta meningkatkan keterampilan kerja kelompok

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan ini melibatkan mahasiswa PPG DALJAB ANGKATAN 3 sebagai observer dan pelaksana dalam  melakukan penelitian ini. Sumber dalam penelitian ini berasal dari peserta didik dan guru. Variabel dalam penelitian ini  dibedakan menjadi dua, yaitu berupa model pembelajaran Project Based Learning dan  berupa motivasi belajar Sejarah. Teknik pengumpulan data motivasi belajar menggunakan angket, observasi, dan wawancara.

Adapun angket yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar Sejarah dalam pengunaan model Project Based Learning. Berdasarkan cara peserta didik menjawab, penelitian ini menggunakan angket/kuisioner bentuk skala sikap. Adapun skor yang diberikan untuk mengungkap motivasi belajar Sejarah dalam penggunaan model Project Based Learning menggunakan 4 alternatif jawaban yang bergerak dari 1-4. Jadi dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap hasil angket yang ditujukan kepada peserta didik sehingga dapat diketahui bagaimanakah peningkatan motivasi belajar mata pelajaran Sejarah  dengan penggunaan model Project Based Learning. Penelitian ini digunakan analisis dengan persentase. Persentase skor dapat diketahui dengan membaca soal yang ada di lembar instrument. Dapat dipastikan semakin tinggi presentase suatu jawaban atau indikator maka semakin besar tingkat keterlaksanaannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisis deskriptif oleh peneliti diperoleh hasil peningkatan motivasi belajar sejarah dalam implementasi model project based learning yang dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1 .Skor Presentase Penerapan Model PjBl dalam motivasi belajar

  Indikator ke  Indikator motivasiPresentase (%)
Siklus 1Siklus 2Kenaikan 
1Keinginan Berhasil dan hasrat78857 
2Cita- cita dan harapan708212 
3Dorongan kebutuhan belajar80855 
4Penghargaan saat belajar83907 
5Kegiatan belajar yang menarik83907 
6Lingkungan belajar yang sangat mendukung76848 
 Rata-rata78858 
Grafik 1. Presentase per indikator pada penerapan model PjBL dalam meningkatkan motivasi belajar

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran Sejarah  dalam penenerapan model PjBL dengan presentase kenaikan sebesar 8% yang ditunjukkan dengan presentasepada siklus 1 memperoleh 78% dengan kategori baik kemudian meningkat pada siklus 2 menjadi 85% dengan kategori baik.

Hasil penelitian dirinci menjadi enam indikator diantaranya: 1) hasrat keinginan berhasil; 2) harapan dan cita-cita; 3) dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 4) penghargaan saat belajar; 5) kegiatan belajar yang menarik; 6) lingkungan belajar yang mendukung. Masing-masing indikator akan dijabarkan pada setiap siklus sebagai berikut:

Hasil Penelitian Siklus 1

Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan persentase yang berbeda-beda pada setiap indikator diantararanya 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoeh  persentase pada siklus 1 sebesar 78% dengan kategori baik; 2) pada indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan memperoleh 70% pada siklus 1 dengan kategori baik; 3) diperoleh persentase 80% pada indikator dorongan dan kebutuhan belajar dengan kategori baik pada siklus 1; 4) adanya penghargaan dalam belajar memperoleh persentase sebanyak 83% pada siklus 1 dengan kategori baik 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mendapatkan persentase sebesar 83% pada siklus 1 dengan kategori baik; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh persentase pada siklus 1 sebesar 76% dengan kategori baik.

Hasil Penelitian Siklus 2

Berdasarkan hasil belajar, angket motivasi belajar serta observasi tindakan pada siklus 1, selanjutnya dilakukan refleksi bersama oleh peneliti . Kekurangan yang ditemui pada siklus 1 diperbaiki pada siklus 2.

Peningkatan yang terjadi pada siklus 2 menunjukkan angka yang berbeda-beda pada masing-masing indikator. Indikator pertama mengenai adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoleh presentase pada siklus 2 sebesar 85% dengan kategori sangat baik, kemudian pada indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan memperoleh kategori baik dengan presentase yang meningkat menjadi 82%, pada indikator ketiga memperoleh presentase 85% dengan kategori baik dengan indikator dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Pada indikator adanya penghargaan dalam belajar memperoleh presentase sebesar 90% dengan kategori sangat baik. Pada indikator kelima mengenai adanya kegiatan yang menarik dalam belajar menperoleh presentasi sebesar 90% dengan kategori sangat baik. Kemudian pada indikator terahir yaitu adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh presentase sebesar 84% dengan kategori sangat baik. Presentase peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan perbedaan pada setiap indikator. Indikator pertama adanya hasrat dan keinginan berhasil memperoleh presentase kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 7%. Indikator adanya harapan serta cita-cita masa depan memperoleh presentase kenaikan sebesar 12%. Indikator ketiga menunjukkan presentase kenaikan sebesar 5% mengenai adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Indikator keempat adanya penghargaan dalam belajar memperoleh presentase kenaikan dari siklus 1 ke silus 2 sebanyak 7%. Pada indikator kelima menunjukkan kenaikan dengan presentase 7% yaitu mengenai adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Indikator terahir mengenai adanya lingkungan belajar yang kondusif memperoleh presentase kenaikan sebesar 8%.

Berdasarkan pemaparan diatas, penerapan model project based learning dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah peserta didik dan sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal tersebut berdampak pula pada meningkatnya hasil tes formatif yang dikerjakan peserta didik secara mandiri pada akhir pembelajaran. Selain meningkatnya hasil belajar, penggunaan model problem based learning dalam pembelajaran sejarah juga memberikan dampak , diantaranya: (1) kreativitas, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan berkomunkasi peserta didik terbentuk dengan adanya proyek yang harus mereka kerjakan; (2) meningkatnya kemampuan mengorganisir kelompok karena peserta didik harus dapat mengatur pembagian tugas agar proyek dapat terselesaikan dengan baik; (3) menumbuhkan jiwa kompetitif antar peserta didik supaya menjadi kelompok yang terbaik; dan (4) pembelajaran lebih bermakna dan memberikan arti mendalam bagi peserta didik dan guru. Maka dari itu, peneliti menerapakan project based learning agar motivasi belajar dapat meningkat serta pembelajaran juga bermakna bagi peserta didik. Agar materi yang dibangun berdasarkan pengalaman belajarnya sendiri dapat menjadi bagian penting yang akan selalu diingat oleh peserta didik.

KESIMPULAN

Dengan mengintegrasikan Model Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran Sejarah untuk kelas XI, penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan ini berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. Hasil dan pembahasan menunjukkan pergeseran positif dalam keterlibatan siswa, kolaborasi, dan hasil proyek yang mencerminkan pemahaman mendalam tentang materi Sejarah.

Kesimpulan utama penelitian ini adalah bahwa PjBL bukan hanya menjadi metode pembelajaran yang efektif tetapi juga merangsang minat dan antusiasme siswa terhadap pembelajaran Sejarah. Keterlibatan aktif, diskusi kelompok yang produktif, dan hasil proyek yang bermakna memberikan bukti bahwa Model PjBL dapat menjadi strategi yang bernilai dalam konteks pendidikan menengah atas.  Selain itu, peran guru sebagai fasilitator memainkan peran kunci dalam keberhasilan implementasi PjBL. Dukungan dan bimbingan guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan siswa. Meskipun hasil positif, penelitian ini tetap menyiratkan bahwa pengembangan lebih lanjut dan penyesuaian terhadap Model PjBL dapat diperlukan untuk memaksimalkan dampak positifnya

Sebagai rekomendasi, penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi penerapan Model PjBL di mata pelajaran lain dan di berbagai tingkat pendidikan. Dengan terus mengembangkan strategi pembelajaran inovatif seperti PjBL, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis dan memotivasi, mempersiapkan peserta didik untuk tantangan masa depan dengan lebih baik. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan dengan media yang menarik  seperti pemanfaatan media sosial instagram, tiktok, dan sebagainya. Hal tersebut merujuk pada siswa generasi masa kini terbiasa menggunakan sosial di atas dalam kehidupan sehari-harinya

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada,  kepala sekolah dan rekan guru  serta peserta didik, kelas XI  di Sman 1 Dompu, dosen pembimbing Dr.Muaini, M.Pd dan guru pamong Daeng Siti Hurriyah,S.E.,S.S yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amboro, K. (2020). Sejarah Publik dan Pendidikan Sejarah Bagi Masyarakat. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(1), 20-28

Apriniarti, M. S., E. Yunidarvi., & Sukaryana. (2014). Model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA di SMPN 14 kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah. Vol.2, No.3, 203-214.

Hasan, S. H. (2019). Pendidikan sejarah untuk kehidupan abad ke-21. Historia: jurnal pendidik dan peneliti sejarah, 2(2), 61-72.

Kaviza, M. (2019). Motivasi intrinsik dalam kalangan murid tingkatan empat yang mengambil mata pelajaran sejarah. International Journal of Education, Psychology and Counseling, 4(31), 215-224.

Munirah. (2018). Prinsip-prinsip belajar dan Pembelajaran (Perhatian dan Motivasi, Keaktifan, Keterlibatan Langsung, Pengulangan, Tantangan dan Perbedaan Individu. AULADUNA:Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Vol.5 No.1 116-125. Diakses di http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/auladuna/article/view/116-125

Palittin, I. D, Wolo, W., & Purwanti, R. (2019). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa. Magistra: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 6(2), 101-109

Rulianto, R. (2018). Pendidikan Sejarah Sebagai Penguat Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 4(2), 127-134.

Sardiman, A. M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Siregar, E. & H. Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Sirnayatin, T. A. (2017). Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(3).

Sukmadinata, S., N. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Supriadi, D. (2018). Implementasi Manajemen Inovasi dan Kreatifitas Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Indonesian Journal of Education Management & Administration Review, 1(2), 125-132.

Susanti, E. D. (2019). Project Based Learning: Pemanfaatan Vlog Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Generasi Pro Gadget. Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 13(1),85-96

Susilo, A. A., & Sofiarini, A. (2020). Peran Guru Sejarah dalam Pemanfaatan Inovasi Media Pembelajaran. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 4(2), 79-93. Wena, M. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara

Download: Implementasi Model Project Based Learning dalam Peningkatan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas XI SMAN 1 Dompu

X